Selasa, 28 Januari 2014

Sejarah Ayam Shamo Jepang

Shamo
Awalnya ayam itu diimpor dari Thailand di abad 16 dan 17. Salah satu sumber menyatakan bahwa kata "Shamo" berasal dari kata "Siam", nama lain untuk Thailand. Sumber lain menyebutkan bahwa "Shamo" adalah bahasa Jepang yang berarti "Tempur".

Ayam laga ini legal di Jepang dan Shamo terkenal karena kualitas bertarungnya. Setelah melakukan proses seleksi pembiakan yang cukup lama, maka Shamo yang sekarang ini menjadi sangat berbeda dari nenek moyangnya. Shamo kali ini mengesankan elegan dan sangat impresif untuk dipamerkan

Ada banyak strain Shamo di Jepang dan nama Shamo telah diberikan kepada banyak jenis ayam laga berbeda. O-Shamo untuk ukuran terbesar, dan Chu-Shamo untuk ukuran sedang. Keduanya dianggap hasil seleksi dari jenis yang sama. Ada juga keturunan kelas bantam Ko-Shamo dan Nanking Shamo, kualitasnya tidak dibawah jenis Shamo lainnya. Jenis ini dianggap keturunan terpisah dan masuk kategori yang lebih besar meliputi Yamato Gunkei dan Chibi.

Karena kondisi iklim yang berbeda di berbagai daerah, di Jepang ada sedikit perbedaan dalam berat dan ukuran tubuh. Berat ayam jantan berkisar 5,6 kg, sedangkab betina 4,8 kg. Ini menurut Mr. Yoshihisa Kubota (Sekertaris Masyarakat Unggas Jepang).

Banyak peternak mengacu pada nama-nama seperti Koyama Shamo, Suzuki Shamo, Makino Shamo, Teramoto Shamo, Seto Shamo dan sebagainya. Ini bukan tipe yang berbeda, melainkan hanya nama-nama peternak Shamo yang terkenal Strainnya. Menurut sumber-sumber di Jepang, hanya ada O-Shamo dan Chu-Shamo.

O-Shamo adalah ayam laga Jepang bertaji tumpul. Ayam ini berkembang biak dengan baik dan seimbang menggabungkan ukuran, berat, kecepatan, kekuatan, stamina dan daya tahan.

Sumber : Media Ayam

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar